Kamis, 02 September 2010

Nada sambung awak geutanyo


Sahabat dan teman dimanapun anda berada, cukup dengan click di gambar dan anda tinggal menentukan lagu mana yang paling anda senangi dari koleksi Lagu-lagu Slow Rock Aceh Ramlan yahya dan anda langsung bisa menjadikannya nada Sambung Pribadi.

Menyiasati Belanja Lebaran

Saat bulan puasa dan menjelang lebaran, biasanya kebutuhan belanja keluarga cenderung meningkat. Jika tidak hati-hati mengatur pengeluaran, kas keluarga bisa jebol.
Sebut saja Aan, ibu dua anak ini sudah mulai sibuk membeli baju untuk anak-anaknya sebelum puasa tiba. Alasannya, agar tidak repot berbelanja di bulan puasa akibat lelah karena perut kosong.
Sementara Tatik memilih berbelanja saat bulan puasa karena uang Tunjangan Hari Raya (THR) suami baru turun sepekan sebelum lebaran. Banjir diskon di pusat-pusat perbelanjaan juga biasanya baru muncul menjelang lebaran.
Begitulah potret kesibukan para ibu saat atau menjelang puasa dan lebaran. Dalam masyarakat kita, juga ada kecenderungan seseorang untuk lebih boros di kedua masa tersebut.
Ketika puasa, misalnya, menu makanan yang tak biasa dihidangkan di luar bulan puasa muncul. Begitu pula menjelang lebaran, para ibu akan mulai berbelanja kebutuhan yang tidak biasa mereka belanjakan saat bulan-bulan lain.
Agar tidak mengoyahkan keuangan keluarga, Perencana Keuangan Ahmad Gozali Pakar dan seoarng ahli tentang keuangan menganjurkan agar apa saja yang akan dilakukan selama masa-masa itu direncanakan dengan baik. Perencanaan yang baik, paling tidak harus dilakukan dua bulan sebelum hari “H”, untuk menghidari pengeluaran biaya yang tidak perlu.
Ada banyak cara menghindari boros saat puasa dan lebaran. Kuncinya, imbuh Gozali, adalah pengendalian diri. Puasa menurutnya, bukan sekadar mengendalikan lapar dan haus, tapi juga nafsu untuk berbelanja. Bagi kaum hawa mungkin ini agak sedikit berat untuk dilakukan. Karena itu, diperlukan strategi khusus untuk mengubah tradisi boros di dua kesempatan tersebut.
Langkah utamanya, memisahkan antara kebutuhan rutin hidup sehari-hari dengan kebutuhan tidak rutin saat puasa dan lebaran. Kemungkinan naik atau turunnya biaya saat puasa dan lebaran, harus diantisipasi. Menu harian keluarga juga harus diatur dengan bijak, dan upayakan agar tidak berbelanja saat hari puasa.
“Berdasarkan penelitian, keinginan belanja seseorang akan meningkat tinggi ketika ia sedang lapar,” ujar Gozali. Untuk itu sebaiknya biaya kebutuhan puasa dan lebaran dianggarkan sebelum puasa tiba, supaya jumlahnya lekas diketahui dan pengadaan dananya juga dapat dipenuhi sejak dini.
Menurut Gozali, banyak manfaat berbelanja sebelum puasa. Di antaranya: irit tenaga, dan harga-harga barang juga tidak setinggi saat puasa atau menjelang lebaran. Di samping itu, ketika menjalankan ibadah puasa, kita akan bisa lebih khusyu’ dan tidak terbebani kepentingan belanja.
Jika perhitungan telah ada, pendapatan bulanan, termasuk THR (Tunjangan Hari Raya) yang biasa didapat menjelang lebaran, sementara waktu bisa ditutupi dengan uang tabungan. Namun ketika uang bulanan didapat, harus bijak untuk lekas menggantinya. Karena, tabungan itu bisa digunakan sementara untuk memenuhi pembengkakan biaya kebutuhan sebelum THR diterima.
Jalan Lupa Sedekah
Pengaturan keuangan menjadi sesuatu yang penting saat menjalani Ramadhan dan ‘Idul Fitri, karena tergolong dalam ujian pengendalian diri. Namun sayangnya, menurut Sri Khurniatun, MM, RFA konsultan keuangan keluarga muslim, kebanyakan orang gagal mengendalikan diri untuk tidak boros dalam pengeluaran.
Banyak anggaran rumah tangga jebol, karena pengeluaran membengkak, bahkan tak jarang menghabiskan seluruh simpanan. Umumnya pengeluaran sebuah keluarga di bulan-bulan suci dan istimewa ini bisa meningkat 2–3 kali lipat dari pengeluaran di bulan lainnya.
Lalu bagaimana kita mengelola keuangan sehingga kita dapat melewati momen Ramadhan dan Idhul Fitri dengan selamat agar ibadahnya terjaga dan keuangan rumahtangga juga terpelihara? Menurut Sri, hal terpenting untuk diperhatikan adalah untuk bijak dalam berbelanja, dan utamanya tak lupa dengan sedekah.
Karena tidak bijak dalam berbelanja, banyak keuangan keluarga jebol di bulan Ramadhan dan Idhul Fitri. Ini terjadi karena mereka suka lepas kontrol dalam pengeluaran, karena membelanjakan banyak hal yang tidak dianggarkan sebelumnya, atau mereka suka tidak mematuhi anggaran yang telah diatur. Untuk itu, sebaiknya usahakan untuk berbelanja keperluan Ramadhan dan Idhul Fitri jauh-jauh hari menjelang hari H, karena belum terjadi lonjakan harga.
Sri menyayangkan karena tradisi perusahaan di Indonesia yang biasa memberi uang THR mendekati lebaran, sehingga kesempatan belanja masyarakat menjadi terpepet waktu. Kiranya perlu ada himbauan atau aturan agar THR diberikan di awal Ramadhan. Selain kenaikan harga belum terjadi, masyarakat juga bisa lebih khusyu beribadah tanpa disibukkan dengan kegiatan belanja lagi.
Untuk menyiasati harga yang naik, Sri menyarankan agar kita mencari tempat belanja yang lebih murah, seperti di tempat belanja grosir agar bisa berbelanja dalam jumlah banyak dengan harga lebih murah. Atau alternatif kiatnya dengan rame-rame patungan bersama para tetangga untuk berbelanja produk yang sama dalam partai besar.
Hal lain yang krusial di bulan Ramadhan adalah pahala bersedekah yang Allah SWT janjikan akan dilipat gandakan dari bulan-bulan biasa. Sehingga perlu ada persiapan dana yang cukup untuk melipat gandakan sedekah di bulan ini. Selain zakat fitrah, kita juga harus mengupayakan memberi hadiah lebaran atau THR sebagai khadimat kepada orang-orang yang bekerja pada kita, orang tua atau sanak famili yang membutuhkan.
Menurut Sri, adalah jauh lebih penting menyisihkan uang untuk zakat dan sedekah bagi kaum dhuafa` ketimbang memesan makanan yang berlebihan atau membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan.
Boks 1
Tips Belanja Lebaran
1. Susunlah daftar (list) keperluan belanja. Baik konsumsi untuk menyambut tamu lebaran, atau perlengkapan lain kebutuhan lebaran. Seperti pakaian, kosmetik, dan obat.
2. Carilah tempat perbelanjaan yang tepat, efektif waktu dan tenaga, juga menyediakan barang-barang keperluan lengkap.
3. Jangan tergiur dengan bom diskon.
4. Jeli memeriksa barang yang akan dibeli. Periksa masa kadaluarsa makanan dan minuman, teliti pula terhadap kerusakan atau cacat pakaian yang akan dibeli.
Boks 2
Agar Tidak Boros Saat Puasa dan Lebaran
Kunci agar tidak boros saat puasa dan lebaran adalah pengendalian diri. Caranya:
1. Memisahkan antara kebutuhan rutin hidup sehari-hari dengan kebutuhan tidak rutin saat puasa dan lebaran.
2. Mengantisipasi fluktuasi (naik atau turunnya) biaya saat puasa dan lebaran.
3. Menu harian keluarga juga harus diatur dengan bijak, dan upayakan agar tidak berbelanja saat hari puasa.
Boks 3
Manfaat Belanja Sebelum Puasa
- Irit tenaga.
- Harga-harga barang tidak setinggi saat puasa atau menjelang lebaran.
- Belanja sebelum puasa dapat membuat kita lebih khusyu’ beribadah dan tidak terbebani kepentingan belanja

Minggu, 29 Agustus 2010

Segera Aktif kan

Anda akan punya nanda sambung Pribadi dengan aktifkan segera Lagu Lagu Slow Rock Aceh Ramlan yahya, ada banyak lagu yang bisa jadi pilihan anda. Kalau bukan kita siapa Lagi !...Ayo segera anda akifkan...,,, seru banget

Ring Back Tone

Keu ngen-ngen uloen tuan nyang meuhet bak hp drouneh, na su nada sambung lagu Pungo Beubayang dari loen tuan, silahkan ne wing laju bak nomboi Ring bak gamba.

Antara Shalat dan Otak Manusia

Banyak cara menuju sehat, selain berolah-raga dan menjaga pola makan yang baik ternyata salah satu dari ibadah kita dapat membuat bagian dari tubuh kita sehat pula, Allahu Akbar. Shalat itu membuat otak kita sehat! Sebagai seorang muslim tentu tidak asing lagi dengan kata shalat meskipun pada kenyataanya masih terselip kata bolong pada praktiknya karena sesuatu hal. Khusus di bulan ramadhan ini tentunya menjadi kesempatan kita memperbanyak ibadah termasuk didalamnya ibadah shalat, baik itu yang bersifat wajib atau pun sunnah. Sebagai muslim pula, selayaknya mengingat akan hal tersebut. “Barangsiapa menghadap Allah (meninggal dunia), sedangkan ia biasa melalaikan shalatnya, maka Allah tidak mempedulikan sedikit-pun perbuatan baiknya (yang telah ia kerjakan tsb)” Hadist Riwayat Tabrani.

Sejenak terlintas dalam benak ini, dalam suasana hening menjelang sahur kali ini teringat sedikit suasana sebelumnya setelah menjalankan ibadah shalat shubuh, betapa nikmatnya merasakan suasana tersebut. Menikmati secangkir kopi hangat meski hanya ditemani goreng pisang atau comro, mempersiapkan segala hal/urusan yang akan dihadapi disiang hari dengan hati yang nyaman, walhasil semangat pun ditunjang dengan pola pikir secara sadar. Namun, ketika sebaliknya yang terjadi, ketika tertidur pulas akibat “ngalong” yang telah menjadi tabiat melewatkan kesempatan tersebut, jangankan dapat menikmati secangkir kopi tersebut dengan tenang, segala perencanaan untuk siang hari pun terkadang amburadul akibat terburu-buru.

Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat, nikmat, anugrah yang diberikan oleh Allah kepada otak kita. Jika ada cerita seorang Doktor Neurologi di Amerika (Dr. Fidelma) telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang di temuinya di dalam penyelidikannya. Kekaguman atas penemuanya yang tidak dapat diterima oleh akal fikiran membuatnya memeluk Islam. Dengan keyakinannya terhadap pengobatan secara Islam, ia membuka sebuah klinik “Pengobatan Melalui Al Qur’an”. Kajian pengobatan melalui Al-Quran tersebut menggunakan obat-obatan yang digunakan seperti yang terdapat didalam Al-Quran. Di antaranya berpuasa, madu, biji hitam (Jadam) dan sebagainya.

Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor tersebut memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara yang lebih normal. Dan, setelah membuat kajian yang cukup memakan waktu, akhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut bersembahyang yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar sembahyang waktu yang diwajibkan oleh Islam. Begitulah keagungan ciptaan Allah.

Hikmah yang terkandung sungguh sangat berharga. Dari hal tersebut dapat kita kaji dengan seksama, barang siapa yang tidak menunaikan shalat maka otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Oleh karena itu, kejadian tersebut sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam “sepenuhnya” karena Sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agama. Bagaimana pun, makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak bersembahyang, meskipun akalnya berfungsi secara normal tetapi sebenarnya di dalam sesuatu keadaan akan hilang pertimbangan di dalam membuat keputusan secara normal. Dari itulah manusia kadang-kadang tidak segan untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya walaupun akalnya mengetahui perkara yang akan dilakukan tersebut adalah tidak sesuai dengan kehendak karena otak tidak bisa untuk mempertimbangkan secara lebih normal. Maka tidak heranlah timbul bermacam-macam gejala sosial masyarakat seperti sekarang ini. Bersyukurlah bagi kita yang senantiasa melakukan ibadah shalat, selain dari gerakan dan senantiasa menjaga kebersihan ternyata mengandung hikmah lain yang sangat berharga pula.

Published By: kips Related entries: Health, Religion Tags: Manusia, Otak, Shalat

Sabtu, 28 Agustus 2010

NSP SLOW ROCK ACEH


Saat ini anda sudah Bisa mengunakan nada Sambung Slow Rock Aceh dari Penyanyi Aceh Ramlan yahya Untuk itu Segera Setting Kode dan Ring lagunya seperti Tertera